Tuesday, April 5, 2011

Hal Ketekunan



HAL KETEKUNAN
Yakobus 5:10-11
Roma 12:12
Ayub 1:20-22

"Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." Yakobus 5:7b

Kali ini saya akan mencoba membahas tentang Ketekunan. Kata "ketekunan" (Yunani: hupomone) menunjuk kepada ketabahan dalam situasi pencobaan apapun yang kita hadapi tanpa kehilangan kepercayaan kepada Allah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tekun berarti : kekerasan dan kesungguhan (bekerja); keasyikan: dng penuh ~ dia bekerja mencari nafkah sehingga kebutuhan anak dan istrinya terpenuhi.

Semua manusia terutama yang tinggal di indonesia pasti pernah makan nasi. (Jadi inget iklan di TV, "Nasi Karbo, lauk Karbo, aka karbohidrat) Entah itu nasi dari beras yang baik, nasi kuning (sarapan saya kalo kerja), nasi Padang, bahkan nasi aking, maupun nasi raskin yang kualitasnya (sangat) tidak layak. Mungkin juga anda pernah makan nasi basi (kalo khilaf). Kalau anda pernah makan nasi, pasti anda tahu Pak Tani. Pak Tani yang dari subuh sampai sore hari menanam beras hanya supaya kita bisa makan nasi. Pak Tani yang paling banyak panen 3x setahun (Kalau tidak kena hama wereng maupun ulat). Pak Tani yang bahkan ga punya tanah sendiri (garap tanah orang.red). Pak Tani yang (katanya) bikin sukses swasembada beras. Pak Tani yang makin gak jelas nasibnya di negara ini. (TS jadi Curhat) Namun begitu, Kita akan belajar sesuatu dari pak tani ini.

Pertama, Tentang Ketekunan, Kita bisa belajar dari petani, seperti yang tercantum di Yakobus 5:7b "...ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." disini dikatakan bahwa, Para petani harus sabar menunggu hingga musim panen tiba. Dalam masa penantian itu bukan berarti petani diam dan berpangku tangan saja. Setelah membajak sawah, menanam bibit dan memasang irigrasi, mereka tetap bekerja, bahkan lebih keras lagi: mengairi tanaman, memberi pupuk membersihkan gulma dan juga memberantas hama. Tanpa usaha yang keras usaha mereka akan sia-sia: padi akan kering, terserang hama, dll. Karenanya para petani ini, pada masanya, tidak kenal libur. Mereka harus bekerja setiap hari untuk menjaga kondisi tanamannya. Panas terik, hujan lebat, petir atau halilintar tidak akan menyurutkan semangatnya!
Pada waktunya, ketekunan mereka akan menuai hasilnya sendiri.

Kedua, kita harus bertekun seperti "...mereka yang telah bertekun;" (Yakobus 5:11). Perhatikan hidup Ayub, meski mengalami ujian dan penderitaan yang hebat dan berat, hatinya tetap berpaut kepada Tuhan karena dia tahu bahwa ujian terhadap iman "...menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:3). Karena ketekunannya hidup Ayub dipulihkan secara luar biasa (baca Ayub 42:10).

Intinya, marilah kita bertekun segala hal. Mari melakukan sesuatu, pekerjaan kita, pendidikan kita, pelayanan kita, doa kita, kehidupan rohani kita, dengan hati yang teguh dan setia, seperti kita melakukannya untuk Bapa. Pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah tidak akan menghasilkan apa-apa. Ketekunan itu sendiri juga bukan berarti kekerasan dan kesungguhan bekerja saja. Kita juga harus memiliki 'keasyikan' (lihat def tekun dr KBBI) yang hanya dapat diperoleh melalui sukacita. Memiliki rasa senang / enjoy dalam bekerja akan membuat hasil yang anda terima berlipat lipat ganda hasilnya. Kunci yang lain adalah Ketabahan. Jangan mudah menyerah terhadap masalah" yang menimpa saudara. Bertekunlah, dan Bapa sendiri yang akan membukakan jalan bagi kita.

Mari Bertekun !!!

God Bless !


"There is no GIANT step that does it, It's a lot of LITTLE steps." - anonymous

No comments:

Post a Comment